Sabtu, 11 Agustus 2012

Study and Tour, a Language Journey

hhuuuaaahhheeeemmmm...... udah lama banget rasa nya gak blogging lagi.. gara2 sibuk di lomba drama orang kasar sastra welang, jdi gak bisa internetan.. saking lama nya, debu n sarang laba-laba bergelayutan dimana-mana.. --". well, sekarang setelah bersih-bersih dan rapi-rapi, time to write and post again. sekarang aku pingin share soal salah satu kegiatan English Club dan Nihon Club di sekolah ku, yang dimana aku adalah salah satu penue di English Club.. hehe. kegiatan nya yaitu study tour yang biasa diadakan setiap tahun dan sekarang udah yang ketiga kali. seperti nama nya, tempat-tempat yang dikunjungi memiliki unsur study dan tentu aja tour. tapi berhubung pas study nya saya cuma moto ASTRADA (Asal Terang Gambar Ada) atau sekedar dokumentasi yang gak begitu artistik (menurut saya), jadi post kali ini bakal berisi gambar-gambar dari hari kedua yang materi  utama nya adalah MELALI. check it out guys ;)


sunset di pinggir danau batur...

Minggu, 08 Juli 2012

Sanur Beach Morning Light

 beach in the morning??? cold air, warm water, and "hot" sky :D







beach after sunrise?? beautiful flower, warm sunlight, and happy people :D

Photoshot Anggara

tanggal 5 juli kemarin, saya beruntung mendapat kesempatan untuk melakukan photoshot model bersama beberapa teman. kami mengambil konsep adat Bali dan bertempat di Kerta Gosa, Klungkung. saya semangat sekali untuk melakukan photoshot ini, karena ini pengalaman pertama saya melakukan fotografi model bersama seorang model sungguhan. dan, karena selama 2 tahun terakhir saya lebih banyak memotret event dan acara, pemotretan kali ini benar-benar sungguh sulit rasanya, kalau bahasa tinggi nya, feel nya gak dapet --". karena itu saya mohon kritik saran dari pembaca sekalian :)










model                  : Anggara
make up artist      : Kirana
lokasi                   : Kerta Gosa
tnx to                   : Ganis Ayu dan Wantha
edit with               : ViewNx2

what you should see about potong gigi

mungkin saya sudah beberapa kali menceritakan bahwa Hindu menganggap hidup bagai sebuah lingkaran, dan kebetulan pada posting sebelum nya saya juga sudah jelaskan sedikit mengenai panca yadnya, atau rangkaian upacara umat Hindu Bali. sekarang, saya akan menceritakan pengalaman saya saat memotret salah satu bagian dari panca yadnya itu yang menyangkut kemanusiaan: upacara potong gigi
ayah saya sibuk memberi petunjuk


membakar bara persembahan
seperti nama nya, bagian inti dari upacara ini adalah proses pemotongan gigi si subjek. walaupun pada jaman sekarang, prosesi itu tidak benar-benar memotong gigi kita, hanya symbolisasi proses pemahatan, pengukiran dan pembersihan dari gigi kita setelah di "potong". yaaa... tapi tetap aja kikir dan pisau pahat nya terbuat dari logam --"

"ayo cemplungkan koin nya"

videography profesional
mirip seperti menek kelih dan pernikahan, upacara potong gigi sering dimanfaatkan oleh orang tua yang memiliki dana cukup besar sebagai "hajatan nasional" dan "ajang pamer kekuatan". banyak, bahkan hampir semua keluarga yang mampu mengemas upacara ini dalam suasana mewah dan besar-besar'an. tapi untuk upacara yang saya potret kali ini belum termasuk kategori mewah (no fancy food, no ngundang bupati or gubernur). namun tetap saja mereka menganggap ini sebagai upacara besar yang harus didokumentasikan, sehingga mereka menyewa jasa fotography dan videography.

my father and my uncle

tukang banten

tnx 4 flash nya ya mbok sayonara :D
foto di atas ini adalah posisi standart prosesi potong gigi. tenang, dia tidak sedang mencoba memotong gigi dengan tangan nya. dia sedang mengoleskan madu ke gigi dan bibir, prosesi yang bertujuan agar setelah dipotong giginya, senyum si subjek upacara menjadi lebih manis.

smile :D
dan lihatlah, betapa manis senyum si kakek setelah dipotong giginya (serius, dia ikut upacara ini karena tidak sempat saat masih muda)

"kletok, kletok, kletok"

together is better
yang satu melakukan gerakan seperti mengukir, yang satu melakukan finishing dengan mengoleskan sirih, madu dan kunyit. paman dan ayah saya yang didaulat untuk menjadi pemotong gigi dalam upacara ini melakukan pekerjaan nya secara tandem dengan bekerja sama, agar lebih cepat selesai, karena total ada 6 orang yang diupacarai hari itu.

berkumur dengan anggun

ngayabin
setelah dipotong gigi nya, mereka pun berkumur dan ngayabin sebagai bagian akhir upacara ini. setelah ini mereka akan digendong ke kamar mereka. sayang sekali, foto nya belum sempat saya upload karena masalah koneksi. lain waktu pasti saya upload :). sebenarnya masih banyak detail dari upacara ini yang belum saya ceritakan, terutama masalah falsafah dari setiap prosesi upacara. mengenai itu, saya yakin sudah banyak web lain yang membahas nya. saya disini untuk mendokumentasikan nya :)

Kamis, 05 Juli 2012

Mendak Nuntun, menjemput sang leluhur

flag carrier

gak ada kerjaan, iseng foto makro :D
masih berhubungan dengan post saya kemarin, Mecaru Balik Sumpah, post kali ini menyorot mengenai upacara lanjutan nya, yaitu Mendak Nuntun. seperti saya jelaskan dalam post sebelum nya, mecaru merupakan "persiapan" upacara lain yang akan diadakan, agar para Butha tidak mengganggu upacara tersebut. nahh, inilah upacara yang dimaksud. upacara ini bertujuan untuk menjemput arwah para leluhur yang sudah disucikan dan "dilinggakan" di merajan keluarga bersangkutan. upacara diawali dengan prosesi yang dilakukan di pantai pada pagi hari, kemudian dilanjutkan di Pura Dalem setempat dan kemudian arak2an berjalan kaki menuju rumah keluarga si empunya upacara (ke merajan lebih tepat nya). namun karena kesibukan, saya tidak sempat memotret kegiatan di pantai dan di rumah :'( .

Perande dari desa Kramas

memercikan "tirtha"

waiting order
seperti dapat dilihat pada foto di atas, upacara ini memiliki bagian inti berupa "ngayabin". saya sebut bagian ini, karena bagian inilah yang paling terlihat dari seluruh rangkaian upacara (di dalam pura). ngayabin dilakukan dengan berkeliling sambil membawa beberapa peralatan dan melakukan serangkaian gerakan dan membacakan mantra dengan arahan dari Perande (Pendeta Tinggi).




bila ngayabin adalah proses yang paling terlihat di dalam pura, maka proses yang paling terlihat dari keseluruhan acara itu adalah proses selanjutnya, yaitu perjalanan pulang ke merajan. perjalanan ini dilakukan dengan arak-arakan ratusan orang. pembawa umbul-umbul terdepan, diikuti oleh gadis-gadis pembawa peralatan upacara, dan kemudian barisan tidak teratur dari krama banjar, baru kemudian di tutup oleh grup gamelan khas Bali yang menambah riuh suasana. dan, karena di Bali upacara adat sangat didukung dan dipentingkan, maka lalu lintas lahh yang harus mengalah. tidak ada yang berani menyumpahi atau marah-marah meskipun terjadi kemacetan. tidak secara terbuka.

Rabu, 04 Juli 2012

night at the merajan




 








seorang master fotografi, Darwis Triadi, pernah mengatakan kalau fotografi itu adalah cahaya. dan kapan waktu terbaik untuk memanipulasi cahaya?? malam hari. apa alat terbaik untuk memanipulasi cahaya?? ASAP :D






Mecaru Balik Sumpah




umat hindu mengenal konsep yadnya dalam melakukan kegiatan keagamaan. konsep ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai "pengorbanan suci yang dilakukan secara tulus iklas". kemudian, konsep yadnya ini kemudian dijabarkan kembali menjadi Panca Yadnya. sesuai nama nya, panca merupakan bahasa sansekerta untuk lima, maka panca yadnya adalah lima jenis yadnya yang harus dilakukan umat hindu, yaitu: Rsi Yadnya (persembahan kepada guru/pendeta), Manusa Yadnya (upacara untuk kemanusiaan), Butha Yadnya (pengorbanan kepada mahluk gaib/alam), Dewa Yadnya (persembahan kepada dewa-dewi) dan Pitra Yadnya (persembahan untuk leluhur).

foto-foto ini diambil pada upacara "mecaru balik sumpah", yaitu salah satu jenis upacara yang masuk dalam golongan Bhuta Yadnya, pengorbanan untuk mahluk halus/gaib, yang biasa disebut "bhuta" di Bali. upacara mecaru secara sederhana dapat disebut sebagai upacara untuk menetralkan para Bhuta agar tidak mengganggu kehidupan dan upacara lain yang akan dilakukan selanjutnya. upacara mecaru yang saya potret termasuk caru tingkat menengah atas, karena mempersembahkan babi hitam (atas) dan anjing (bawah).