Kamis, 24 Mei 2012

Menek Kelih, upacara mengatasi ababil


Pulang sekolah, tas berat menggantung di punggung, baju menjuntai kesana kemari dan rambut lusuh karena banyak berfikir,, ku langkahkan kaki dengan lemas menapaki beberapa langkah terakhir menuju kamarku. tiba-tiba ajik memanggil dan melempar kunci mobil seraya berkata; sekarang menek kelih nya dayugek, cepet angkut banten dari toko ke sini!


Perande (baju putih) dan adik ku yang akan di upacarai (baju emas)

perande memimpin salah satu prosesi upacara menek kelih

upacara menek kelih dilakukan masyarakat Bali saat seorang menginjak usia akil balik/remaja. upacara ini bermakna puji syukur, memohon keselamatan kehadapan Hyang Samara Ratih dalam manifestasinya Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) agar dituntun dan diberikan jalan baik dan benar juga di jauhkan dari hal hal yang menyesatkan, upacara Menek Kelih (meningkat dewasa) ini wajib dilaksanakan oleh orang tua.

keluarga besar pun ikut bersembahyang

metirtha (menerima air suci)

kita semua pasti tau, masa remaja adalah masa galau, atau biasa disebut masa alay dimana seseorang berubah dari anak kecil yang lugu menjadi remaja yang akan meningkat dewasa. pada masa ini, remaja biasanya mengalami perubahan sifat dan sikap, menjadi penyendiri, suka melamun, suka bersolek, suka sms'an dan facebook'an, dan kurang semangat mengikuti pelajaran di sekolah. mereka juga akan mulai mengalami apa yang dinamakan cinta, dimana umat hindu percaya ini disebabkan oleh dewi kasih sayang, sang hyang semara ratih.

ibu (baju ungu) n iwak (bibi)

Ibu ngetisin tirtha untuk Dayugek

karena itulah, upacara menek kelih wajib dilakukan oleh orang tua, agar putra-putri mereka menjadi lebih mengerti arti kedewasaan dan dapat melalui masa yang labil ini dengan baik dan "selamat". upacara ini bisa di lakukan di umur berapa saja dalam rentang 14-19 tahun, asal masih dalam taraf remaja.

ajik n adik saat ngyaab

kru dapur.. the women behind the scene :D


namun, dikarenakan mahalnya biaya untuk melakukan upacara ini, sebagian masyarakat Bali melakukan nya secara berkelompok atau bersamaan dengan pernikahan untuk menekan biaya. bagi yang kaya, upacara ini biasanya dijadikan ajang "unjuk kekuatan" dan dilakukan dengan mewah selayaknya upacara pernikahan dalam berbagai budaya lain. walaupun, upacara yang terbaik tetap yang dilakukan dengan tulus.

adik ku dan prajuritnya

satu dari sedikit foto adik ku sedang tersenyum

konsentrasi penuh

well, untuk upacara adik ku ini, kami mengundang orang-orang dari berbagai umur. ada yang tua, ada yang muda, ada yang muda sekali. naaahhh... untuk nyenengin si adik-adik yang unyu2 ini, kami juga mengadakan sesi "potong kue" seakan-akan sedang ulang tahun. hal ini dapat disebut sebagai bentuk kecil akulturasi budaya Hindu Bali dan budaya Barat.

ajik n paman ku sendiri yang masak lhoo.. :D

satu tegukan lain nya....

makan=bersosialisasi

dan untuk yang tuaa... makan-makan. selayaknya setiap upacara besar dalam budaya Bali, waktu makan merupakan sebuah momen yang penting, lebih dari sekedar mengisi perut. waktu makan biasa digunakan proses sosialisasi dan sebagai bentuk rasa syukur dan ikut gembira karena si anak sudah beranjak remaja. dan tentu saja, setelah makan kami menyajikan sedikit cemilan has orang dewasa; bir dan kacang.

regenerasi

hari itu kami juga mengundang seorang paman ku yang baru saja mediksa atau diangkat menjadi seorang perande (pendeta tinggi). kesempatan ini ia manfaatkan untuk menerima ilmu dan wejangan dari kakek ku, seorang perande senior yang cukup dihormati.


Too many of today's children have straight teeth and crooked morals.  ~Unknown high school principal

Terlalu banyak anak jaman sekarang yang bergigi rata tapi bermoral bengkok
 ~pelaku pendidikan yang tidak diketahui




photo taken by:
krisna surya (admin)
text by:
krisna surya (admin)
camera model:
Nikon D3100
camera owner:
Engga Candranata (facebook)     (blog)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar